Menata Rammang-rammang untuk Global Geoparks Network
Menata Rammang-rammang untuk Global Geoparks Network
HAMPARAN sawah Kampung Berua yang sangat luas yang dikelilingi oleh
menara karst yang tinggi menjulang antara lain; Bulu’ Ulu Jeknek, Bulu’
Padang Ma’lu’lu’, Bulu’ Sakkeang, dan Bulu’ Ammarung. Hal menarik
lainnya adalah Kampung Berua merupakan lembah gema yang memantulkan
suara dengan baik. Jika beruntung kita dapat melihat sekawanan monyet
endemik Sulawesi berkeliaran di sekitar desa.
Ketika menyusuri sungai pada malam hari, sisi kiri dan kanan sungai akan
dihiasi kunang- kunang. Masyarakat tidak khawatir melintas di sungai
pada malam hari karena walaupun tidak ada listrik, sungai ini diterangi
oleh kunang- kunang dan masyarakat tidak melihat ke depan melainkan ke
atas, mereka memanfaatkan langit dan daun-daun nipah yang membentuk
jalur sebagai navigasinya.
Kampung Berua memiliki beberapa peninggalan manusia purba, antara lain
Gua Passaung yakni tempat ditemukan lukisan purba, dan situs prasejarah
susunan batu yang diprediksi sebagai benteng pertahanan. Kampung ini
masih terdapat banyak hal yang belum terungkap asal-usulnya dan
membutuhkan penelitian lebih dalam.
Sebagai Kawasan Menara Karst yang memiliki nilai geodiversity,
biodiversity dan cultural diversity yang luar biasa, tak serta merta
menjauhkannya dari ancaman pertambangan. Desakan ekonomi dan kurangnya
kesadaran masyarakat akan potensi lain dari karst menyebabkan maraknya
penambangan yang dilakukan oleh warga. Warga biasanya melakukan
penambangan dengan membakar batu gamping tersebut, kemudian mulai untuk
memecahnya hingga berkeping- keping.
Masyarakat tidak dapat disalahkan begitu saja, karena umumnya masyarakat
yang hidup di kawasan karst berada dalam garis kemiskinan serta hanya
bergantung pada sawah dan ternak mereka. Kemiskinan adalah masalah
klasik yang selalu dihadapi masyarakat kawasan karst, miris memang
melihat kondisi kehidupan masyarakat yang sangat bertolak belakang
dengan kondisi alamnya yang luar biasa kaya. Masyarakat perlu diberi
solusi bagaimana memanfaatkan alam sekaligus membantu upaya konservasi
geologi.
Konservasi Geologi adalah suatu upaya untuk mengelolah, menjaga,
melindungi, dan melestarikan kawasan yang memilikikelangkaan fenomena
geologi. Geowisata merupakan suatu solusi masalah yang dihadapi Kawasan
Menara Karst Rammang-rammang karena merupakan suatu kegiatan konservasi
geologi melalui wisata, semua elemen alam dan karakter geografis bekerja
sama secara sinergis untuk menciptakan pengalaman wisata; melibatkan
masyarakat; bisnis lokal dan kelompok-kelompok masyarakat bergabung
untuk memberikan pengalaman yang berkesan dan berbeda bagi wisatawan;
memberikan manfaat ekonomis bagi penduduk, karena mempekerjakan pekerja
lokal, menggunakan layanan, produk, dan sumber daya alam di sekitarnya
(Newsome dan Dowling,2010).
Penerapan prinsip geowisata dapat dimulai dari hal yang sangat dasar,
yakni partisipasi penduduk terhadap penyediaan pelayanan serta fasilitas
yang mendukung kegiatan wisata. Pelayanan dan fasilitas dapat berupa
jasa pemandu wisata, menyediakan tempat beristirahat, dan kamar mandi
bagi wisatawan. Namun perlu disadari kembali bahwa geowisata merupakan
salah satu bentuk kegiatan konservasi, sehingga jumlah pengunjung dan
intervensi terhadap lahan haruslah dibatasi untuk mencegah kerusakan
akibat kegiatan wisata itu sendiri.
Alam yang menunjukkan potensi geodiversity, biodiversity dan
cultural diversity
bertaraf internasional dan jelas tak ada tandingannya.
Geowisata tidak memerlukan fasilitas yang mewah, tetapi fasilitas yang
kontekstual dengan alamnya, menggunakan material alami dan ramah
lingkungan. Ketika intervensi dan rekayasa berlebihan dilakukan, yang
terjadi bukannya meningkatkan nilai suatu objek geowisata akan tetapi
malah menurunkan nilai objek geowisata itu sendiri. Para pemegang
kewengangan perlu memiliki ilmu geowisata yang baik serta menyadari
prinsip pengembangan wisata yang cerdas sehingga dalam pengembangannya
tidak akan menjadi bumerang.
Kurangnya dasar ilmu serta analisis yangmendalam membuat perencanaan
wisata alam malah merusak alam itu sendiri, apalagi yang dihadapi
sekarang adalah salah satu objekgeoheritage yang luar biasa. Diperlukan
kerjasama yang baik antara berbagai disiplin ilmu, disini peran
arsitektur lanskap sangat dibutuhkan untuk mengkoordinasi dan menyatukan
semua disiplin ilmu yang terlibat nantinya. Kegiatan perencanaan,
perancangan, pelaksanaan hinga pengelolahan perlu memiliki konsep
terpadu dan berkelanjutan.
Dengan penerapan geowisata yang tepat pada Kawasan Menara Karst
Rammang-rammang diharapkan dapat membantu upaya pelestarian alam (fungsi
konservasi), meningkatkan ekonomi masyarakat (fungsi ekonomi) sekaligus
turut andil dalam perkembangan ilmu pengetahuan (fungsi edukasi).Ketika
kawasan ini berkembang sesuai prinsip geowisata maka bukan hal yang
mustahil jika Kawasan Menara Karst Rammang-rammang memenuhi kriteria
UNESCO dan diajukan untuk masuk dalam Global Geoparks Network (GGN).
Posting Komentar untuk " Menata Rammang-rammang untuk Global Geoparks Network "